Jumat, 27 Desember 2013

Komunikasi dalam Manajemen

Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif

Ada beberapa karakteristik pendekatan komunikasi interpersonal yang berpengaruh terhadap efektivitas hubungan antar pribadi. Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan 5 (lima) kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu : (Devito, 1997:259-264)
Komunikasi Interpersonal merupakan suatu keadaan saling bertukar informasi antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok kecil. Menurut Dean Barnlund (dalam Effendy, 2003), komunikasi interpersonal adalah adanya orang-orang pada pertemuan tatap muka dalam situasi sosial informal yang melakukan interaksi terfokus melalui pertukaran verbal dan non verbal yang saling berbalasan. Komunikasi interpersonal di nilai sebagai bentuk komunikasi yang sangat efektif bila dibandingkan dengan jenis komunikasi yang lain dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Efektifitas komunikasi antar pribadi ini di dasarkan pada kegiatan komunikasi yang berlangsung secara tatap muka antara komunikator dengan komunikan, di mana hal ini dapat memunculkan terjadinya kontak pribadi (personal contact) pada para pelaku komunikasi.
Lebih lanjut Devito memberikan pendapatnya tentang pengertian komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication), dan membedakannya berdasarkan 3 (tiga) hal, yaitu; definisi
berdasarkan komponen (Componential Definition), definisi berdasarkan hubungan (Relational "Diadic" Definition), dan definisi berdasarkan hubungan (Developmental Definition) .
a. Definisi berdasarkan komponen (Componential Definition)
Definisi bedasarkan komponen menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu penyampaian pesan oleh salah satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
b. Definisi berdasarkan hubungan (Relational " Diadic" Definition)
Dalam definisi ini komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Dengan definisi ini hampir tidak mungkin ada komunikasi diadik (dua orang) yang bukan komunikasi antar pribadi. Hampir tidak terhindarkan, selalu ada hubungan tertentu antara dua orang yang saling berkomunikasi. Adakalanya definisi hubungan diperluas sehingga mencakup juga sekelompok kecil orang, seperti anggota keluarga atau kelompok-kelompok yang terdiri atas tiga atau empat orang.
c. Definisi berdasarkan pengembangan (Developmental Definition)
Dalam ancangan pengembangan (developmental), komunikasi antar pribadi dilihat sebagai akhir perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak-pribadi (impersonal) pada suatu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain.

Model Pengolahan Informasi

model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1. Rational
2. Limited capacity
3. expert
4. cybernetic

Model Interaktif Manajemen

1.      Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2.      Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3.      Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan
4.      Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.      Other-orientation

Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.

Sumber :

Kamis, 26 Desember 2013

Komunikasi dalam Manajemen

Definisi Komunikasi

Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What Effect?
 Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
• Komunikator (siapa yang mengatakan?)
• Pesan (mengatakan apa?)
• Media (melalui saluran apa?)
• Komunikan (kepada siapa?)
• Efek (efek apa?)
 Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosese komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Proses Komunikasi

Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing sebagai media. Lambing sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan lambing yang mengandung perasaan dan pikiran komunikator. 
b. Proses komunikasi secara sekunder 
 Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media yang sering digunakan dalan komunikasi. 

Hambatan Komunikasi

1.      Hambatan Organisasional:
a. Tingkatan Hieararki:
Bila organisasi tumbuh dan berkembang akan menimbulkan berbagai masalah organisasi, karena menambah tingkatan memakan waktu yang panjang dan ketepatannya semakin berkembang. Dimana setiap tingkatan bisa menambah atau mengurangi, serta merubah berita dengan aslinya.
b .  Wewenang Manajerial
Bahwa mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan terhadap komunikasi. Atasan merasa bahwa mereka tidak sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi yang membuatnya tampak lemah sedang bawahan menghindar situasi untuk mengungkapkan informasi yang membuat posisinya tidak menguntungkan. Maka dua hal diatas akan menimbulkan GAP.
c. 
Spesialisasi
Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah lainnya membuat org merasa ada dalam dunia yang berbeda, yang akhirnya menghalangi masyarakat, sulit memahami dan mendorong terjadi kesalahan-kesalahan.
  2.  Hambatan antar pribadi:
 Kesalahan dalam komunikasi juga dipengaruhi oleh faktor ketidaksempurnaan manusia dan bahasa. Maka perlu memperhatikan:
a.      Persepsi selektif
b.      Kedudukan komunikator
c.      Keadaan membela diri
d.     Pendengaran lemah
e.   Ketidaktepatan penggunaan bahasa

Sumber :
Bennis, Warren, Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming a Leader), Alih bahasa Anna W.Bangun, Elex Media Komputindo, 1994

Rabu, 25 Desember 2013

Empowerment, stress dan Konflik (2)

Definis Konflik

Satu proses yang bermula apabila satu pihak menganggap satu pihak lain telah menghambar, atau akan menghambarkan satu kepentingan dirinya. (Thomas, 1976)
Menurut Antonius, dkk (2002: 175) konflik adalah suatu tindakan salah satu pihak yang berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu pihak lain dimana hal ini dapat terjadi antar kelompok masyarakat ataupun dalam hubungan antar pribadi.

Jenis Konflik

Hunt and Metcalf (1996: 97) membagi konflik menjadi dua jenis, yaitu intrapersonal conflict (konflik intrapersonal) dan interpersonal conflict (konflik interpersonal). Konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi dalam diri individu sendiri, misalnya ketika keyakinan yang dipegang individu bertentangan dengan nilai budaya masyarakat, atau keinginannya tidak sesuai dengan kemampuannya. Konflik intrapersonal ini bersifat psikologis, yang jika tidak mampu diatasi dengan baik dapat  menggangu bagi kesehatan psikologis atau kesehatan mental (mental hygiene) individu yang bersangkutan. Sedangkan konflik interpersonal ialah konflik yang terjadi antar individu. Konflik ini terjadi dalam setiap lingkungan sosial, seperti dalam keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah, masyarakat dan negara. Konflik ini dapat berupa konflik antar individu dan kelompok, baik di dalam sebuah kelompok (intragroup conflict) maupun antar kelompok (intergroup conflict)

Proses Konflik

1.      Penyebab konflik
 Beda tujuan
 Kompetisi antar sumber yang tidak terbatas
 Tugas saling tergantung
 Sistem imbalan yang tidak layak
 Perilaku yang tidak manusiawi
 Perbedaan suku, agama, ideologi, dsb Fase Laten
 Penyebab konflik telah ada
 Belum terjadi kejadian pemicu
 Konflik belum jelas karena belum diekspresikan
2.       Fase Pemicu
 Terjadi sesuatu yang memicu konflik
 Sadar terjadinya konflik
 Diferensiasi
 Konflik terbuka
 Dialog tidak berhasil
3.      Fase eskalasi
 Interaksi konflik memanas
 Mulai menggunakan kekuasaan
 Memperbesar kekuasaan, mencari teman, terjadi
sepiral konflik
4.       Fase Krisis
 Peraturan tidak dihormati
 Semua kekuasaan digunakan untuk mengalahkan lawan
 Terjadi agresi
 Menyelamatkan muka
5.      Fase Resolusi Konflik
 Kehabisan energi, berhenti, dan tidak memulainya lagi
 Menyelamatkan muka
 Terjadi solusi
6.      Fase pascakonflik

 Hubungan pihak yang berkonflik bisa kembali harmonis atau tidak harmonis

Sumber :

Empowerment, Stress dan Konflik (1)

Definisi Empowerment (Pemberdayaan)

Sedangkan Pranarka dan Vidhyandika (1996:56) menjelaskan pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang politik, ekonomi, dan lain sebagainya.
Selain itu menurut Paul (1987) pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil (equitable sharing of power) sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap

Kunci Efektif Empowerment (Pemberdayaan)

Sementara Hulme dan Turner (1990:214-215) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang  tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu pemberdayaan sifatnya individual dan kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan kekuasaan kekuatan yang berubah antar individu, kelompok dan lembaga.

Definisi Stres

Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.
Stress adalah suatu tuntutan yang mendorong organism untuk beradaptasi ayau menyesuaikan diri. Sedangkan stressor adalah suatu sumber stress.
Stres karyawan merupakan masalah dalam organisasi. Stres menurut Robbins (2002: 304)
adalah suatu kondisi dinamis yang di dalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu
peluang, kendala atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang
hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. 

Sumber Stres

Stressor adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stress, misalnya jumlah semua reaksi stress, misalnya jumlah semua respons fisiologik nonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam system biologis. Stress reaction acute (reaksi stress akut) adalah gangguan sementara yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stress fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari. Kerentanan dan kemampuan koping seseorang memainkan peranan dalam terjadinya reaksi stress akut dan keparahannya.
Sumber stress yang dapat memicu munculnya stress pada individu yaitu:
a.       Stressor eksternal
Berasal dari luar diri seseorang, misalnya perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluraga atau social, tekanan dari pasangan.
b.      Stressor internal
Berasal dari dalam diri seseorang, misalnya demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah.

Pendekatan Stres

Sumber pontensial stres memberikan informasi kepada manajemen perusahaan untuk  melaksanakan pendekatan individu terhadap organisasional dalam mengatasi stres. Ada dua
pendekatan dalam mengatasi stres, yaitu:
1. Pendekatan individual
Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif adalah:
- Teknik manajemen waktu
- Meningkatkan latihan fisik
- Pelatihan pengenduran (relaksasi)
- Perluasan jaringan dukungan sosial
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur
organisasi dikendalikan oleh manajemen. Strategi yang digunakan:
- Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
- Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
- Perancangan ulang pekerjaan
- Peningkatan keterlibatan kerja
- Perbaikan komunikasi organisasi
- Penegakkan program kesejahteraan korporasi
(Robbins, 2002: 311-312)

Sumber:
Fitri F, Julianti.W.2007. Psikologi Abnormal. Jakarta : UI-Press 
Jeffrey S, Nevid, Spencer A, Rathus, Beverly G. 2002. Psikologi Abnormal 1. Jakarta : Erlangga
Kusumanto S. kesehatan Jiwa (mental health) dalam Kehidupan Modern, jurnal cermin dunia kedokteran.
Hulme, David & M. Turner, 1990. Sociology of Development: Theories, Policies and Practices. Hertfordshire: Harvester Whearsheaf.
Paul, Samuel, 1987. Community Participation in Development Projects-The World Bank Experience.
Washington DC: The World Bank
Prijono, Onny S. dan Pranarka A.M.W. (ed.). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Robbins, P. Stephen. 2002. Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. Prehallindo.

Minggu, 22 Desember 2013

Kekuasaan dan Pengaruh

DEFINIS KEKUASAAN

Menurut C. Wright Mills, kekuasaan adalah dominasi, yaitu kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentangnya (T. Liang Gie, 1986:20)
Menurut Max Weber, kekuasaan adalah kemampuanm untuk dalam suatu hubungan sosial, melakukan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apa-pun dasar kemampuan ini (M. Budiardjo, ed., 1983:16)
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya
kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga
berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian.
Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa

wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

SUMBER-SUMBER KEKUASAAN

Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench
dan Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi
penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai
senioritas atau persahabatan)
2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi
kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).
3. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan
seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh
sampai pada batas tertentu.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh
mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang
dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
5. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi
pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma,

keberanian, simpatik dan lain-lain).

DEFINISI PENGARUH

Pengaruh adalah dampak dari perilaku yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti faktor eksternal dan faktor internal. yang membuat berbagai pihak terpengaruh dan mengikuti apa yang kita pengaruhi.

PENGARUH TAKTIK ORGANISASI

Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu
yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior
Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan
ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hughes
et all, 2009), yaitu:
1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar
orang lain tertarik.
2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan
penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan,
harapan, dan aspirasinya.
3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi
dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan
pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman
atau karena dianggap loyal.
6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target,
sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari
orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target
setuju.
8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam
meminta sesuatu.
9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa
suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
Dalam kenyataan, biasanya orang menggunakan beberapa taktik secara sekaligus.
Misalnya seseorang menggunakan Ingratiation dikombinasikan dengan Rational
Persuasion dan Exchange atau Personal Appeals.

Sumber :

Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta : FISE UN

Noviyanto, ST . Manajemen dan sistem Informasi manajemen 1.

Hughes, R. L., Ginnet, R., dan Curphy, G. J. 2009. Leadership: Enchanting the Lessons of Experience, 6th Edition. McGraw-Hill International Edition, Singapore.

Mengendalikan dan Fungsi Manajemen

DEFINISI CONTROLLING
Pengendalian Manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan.

LANGKAH-LANGKAH DALAM CONTROLLING
Terdapat 4 langkah dalam pengendalian, yaitu sebagai berikut:
a. Menetapkan standar dan metode untuk pengukuran kinerja
b. Mengukur kinerja
    merupakan proses berlanjut dan repetetif, dengan frekuaensi aktual bergantung pada jenis aktivitas yang sedang diukur.
c. Membandingkan kinerja sesuai standar
    Hasil yang telah diukur dengan target atau standar yang telah ditetapkan.
d. Mengambil tindakan perbaikan

SUMBER :
Siswanto.2005. Pengantar Manajemen.Bumi Aksara: Jakarta

Mengendalikan Fungsi Manajemen

JENIS-JENIS KONTROL
Perspektif
Jenis
Komponen yang Ada di Dalamnya
1.      Sistem Pelaksanaan
Sistem Pengendalian Umpan Balik
  •      Proses operasi yang mengolah masukan menjadi pengeluaran
  •      Karakteristik proses
  •      System pengukuran
  •      Serangkaian standar atau criteria 
  •      Pengatur yang berfungsi sebagai pembanding
Sistem Pengendalian umpan Maju
·         Proses operasi yang mengolah masukan menjadi pengeluaran
·         Karakteristik proses
·         System pengukuran
·         Serangkaian standar atau criteria
·         Pengatur yang berfungsi sebagai pembanding
Sistem pengendalian pencegahan
  •               Kebijakan Internal 
  •        Prosedur Internal
2.      Waktu Pelaksanaan
Pengendalian sebelum tidakan
  •                Sumber daya manusia 
  •         Bahan 
  •         Financial
Pengendalian kemudi
  •      Standar         
  •    Tujuan
Penyaringan atau pengendalian ya/tidak
  •    Alat control
  •  Program yang        
  •    Tindakan perbaikan
Pengendalian setelah tindakan
  •   Hasil/keluaran
  •  Umpan balik

KONTROL PROSES MANAJEMEN

Proses pengendalian meliputi aktivitas:

1) Menentukan hasil yang diinginkan
2) Menentukan prediktor hasil
3) Menentukan standar atas prediktor dan hasil
4) Menentukan jaringan informasi dan umpan balik
5) Menilai Informasi dan pengambilan tindakan perbaikan

Sumber :

Siswanto.2005. Pengantar Manajemen.Bumi Aksara: Jakarta